Rabu, 31 Oktober 2012

Materi MGMP



Materi MGMP Matematika
Gugus 01 Kab.Bandung

Endang Setia Permana,S.Pd
Rabu, 31 Oktober 2012


            Aktivitas belajar matematika di kelas merupakan hal yang menjadi fokus bagi seorang guru matematika dalam menjalankan tugasnya. Banyak pendekatan dan strategi yang dapat dipilih untuk mengajarkan materi kepada peserta didik , guru dapat mengajar dengan mempertimbangkan kematangan mental peserta didiknya , seperti yang dibahas menurut teorinya Piaget serta tak lupa guru memperhatikan pula aktifitas bahasa dan pikiran bagi peserta didik yang dipilihnya  sesuai teorinya Vigotsky. Seiring waktu proses pembentukan shcema dan pengembangannya yang terjadi pada peserta didik menjadi lebih kompleks melalui mind on activity dan hands on activity  di dalam kelas , dengan demikian kedua aktivitas tersebut menjadi bagian strategis untuk posisi guru matematika di kelas. Lambat laun setiap anak akan belajar dan menemukan bagaimana penyatukan pengalaman belajar serta aktivitasnya dalam memperkuat aspek mathematics comprehension, reading comprehension dan computasi ability.
Sesuai dikutif dari makalahnya Dwi Purnomo , bahwa menurut Piaget bahwa perkembangan kognitif individu meliputi empat tahap yaitu : (1) sensory motor; (2) pre operational; (3) concrete operational dan (4) formal operational. Pemikiran lain dari Piaget tentang proses rekonstruksi pengetahuan individu yaitu asimilasi dan akomodasi. James Atherton (2005) menyebutkan bahwa asisimilasi adalah “the process by which a person takes material into their mind from the environment, which may mean changing the evidence of their senses to make it fit” dan akomodasi adalah “the difference made to one’s mind or concepts by the process of assimilation”
Dikemukakannya pula, bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan. Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan teman-temanya.          
Menurut  Vygotsky, yang dikutif dari  John W .Santrock , 2007,  fungsi-fungsi mental memiliki koneksi-koneksi sosial .Vygotsky berpendapat bahwa anak-anak mengembangkan konsep-konsep lebih sistematis, logis, dan rasional sebagai akibat dari percakapan dengan seorang penolong yang ahli. ( Berninger dkk,2004; Camilen,2005; Fidalgo dan Pereira,2005; Sketsenko dan Arievitch, 2004 )
Kemampuan dan kematangan peserta didik dalam belajar matematika perlu dibantu oleh guru melalui pengalaman belajar yang melibatkan aktivitas pikiran dan kegiatan, salah satunya dengan memanipulasi benda –benda yang berkaitan dengan media pembelajaran pada saat guru menyampaikan bahan ajar yang dipelajariya. Sesuai Sumardiyono bahwa penggunaan alat  peraga  atau  alat  manipulatif  memiliki  nilai  lebih  dalam pembelajaran matematika. Paling tidak manfaat pertama yang dapat diraih adalah perhatian dan motivasi siswa. “Manipulatives quickly get students involved in learning process”  (alat peraga secara cepat melibatkan siswa ke dalam proses belajar),  demikian  ditegaskan  Maletsky dalam  Posamentier (1987:187).
Menurut Gagne, dalam belajar matematika ada dua objek yang dapat diperoleh peserta didik, yaitu objek langsung dan objek tak langsung.  Objek tak langsung antara lain kemampuan menyelidiki dan memecahkan masalah, belajar mandiri, bersikap positif terhadap matematika , dan tahu bagaimana semestinya belajar. Sedangkan objek langsung  berupa fakta, skills, konsep dan prosedur. Fakta adalah objek matematika yang tinggal menerimanya, seperti lambang bilangan, sudut, dan notasi-notasi  matematika lainnya Skills/ keterampilan  berupa kemampuan memberikan jawaban dengan tepat dan cepat. Konsep adalah ide abstraks yang memungkinkan kita dapat mengelompokkan objek ke dalam  contoh dan bukan contoh. Prinsip/aturan adalah objek yang paling abstrak yang berupa sifat atau teorema.
             Banyak lagi acuan teoritis yang mendasari bagi guru dalam alternatif memilih dan mengimplementasikan pembelajarannya di kelas, serta ragam pendekatan beserta strategi kaitannya dengan bagaimana peserta didik yang memiliki learning style terlayani oleh guru mengajar.
            Semakin baik persiapan pengajaran dilakukan oleh seorang guru maka diperkirakan akan semakin kaya proses pembelajaran terjadi di dalam kelasnya, dengan sendirinya tuntutan lingkungan belajar yang diminta dalam pembelajaran dengan suasana menyenangkan, kreatif dan inovatif serta bermakna tidak hanya menjadi bagian diskusi verbalistik dan teoritis.          
Salah satu bahasan yang kita pelajari di SMP yaitu bagaimana para peserta didik dapat memfaktorkan bentuk ax2 + bx + c ( Kelas 7 Semester 1 ) , menyelesaikan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel ( kelas 8 Semester 2 ) dan Kegiatan Statitika ( Kelas 9 Semester 1 ).
            Dengan membuat model secara sharing dalam visi kolaboratif dan kolegalitas diharapkan guru dapat memilki khasanah pembelajaran matematika yang lebih baik lagi. Selamat beraktivitas.


           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bukber Jeung Syukur

  Majalaya, 28 Maret 2025 Assalamualaikum Wr. Wb. Mangga urang sami-sami manjatkeun puji sareng syukur ka Allah SWT, nu di mana dina kasempa...