Seorang tua renta, duda yang
sering pesakitan mempunya tiga anak yang sudah berkeluarga. Si Sulung, Si
Tengah dan Si Bungsu. Sebelum meninggal Pak Tua meminta ketiga anaknya
berkumpul. Pada kesempatan tersebut sang Ayah berkata : " Wahai anak-anakku,
kiranya aku perlu berwaris pada kalian. Rasanya hidupku tak akan lama lagi. Aku
hendak mewariskan tiga cincin berlian untuk masing-masing. Siapa yang bisa
membuka rahasia dibalik cincin tersebut maka ia akan mendapat kemakmuran
sepanjang hidupnya. Kutitipkan hanya itulah warisan dariku". Mereka
terdiam merenungi kata-kata sang ayah.
Selang beberapa waktu sang
ayah wafat meninggalkan mereka. Selanjutnya mereka berkumpul dalam suatu
kesempatan. Sang Sulung membuka pembicaraan. “ Wahai adik-adikku sebagai ganti
Ayah maka aku berpikir bahwa apa yang Ayah katakan itu sangat benar, sehingga
sebaiknya tak ada dari kita yang menjual warisan tersebut. Aku bertekad akan
membuka rahasia warisan itu”. Mereka berdua mendengarkan, Si Tengah
mengangguk-angguk menunjukkan setuju dengan perkataan kakaknya. Tapi Si Bungsu
malah mengkerutkan keningnya, sambil mengatakan bahwa ia tidak bisa memahami
maksud almarhum ayahnya, ia merencanakan akan menjual saja. Maka sang kakak
memarahi Si Bungsu habis-habisan, karena menganggap si Bungsu bukan anak yang
berbakti.
Hari-hari berlalu, membawa
cerita masing-masing prilaku ketiga anak. Si Sulung waktunya dihabiskan pergi
ke tempat orang yang “pintar” menjalankan dan bertanya tentang rahasia warisan
. Tidak sedikit biaya yang ia keluarkan sehingga bangkrutlah ia dan tak
menemukan rahasia warisan tersebut.
Lain lagi dengan Si Tengah ,
ia mendatangi ilmuwan dan berkonsultasi tentang cara membuka rahasia dibalik
cincin tersebut. Setiap ilmuwan yang terhebat di suatu kota ia datangi namun setiap
pulang selalu membawa hampa. Harta kekayaannya habis untuk membiayai reaserh
membuka rahasia di balik cincin.
Sang Bungsu yang sederhana, tetap menjalankan rencana
menjual cincin warisan. Dari hasil penjualannya ia belikan ternak dan ladang. Hari demi hari ia bekerja
keras mengurus ternak, sawah dan ladang. Sehinga tahun demi tahun tanah laaing
sawahnya bertambah banyak hasil padinya melimpah demikian juga hasil kebunnya.
Ternaknya beranak binak. Keserhanaan yang mengandalkan kerja keras rasional membuahkan
hasil karena keringat dan ketekunan.
Lalu siapakah sesungguhnya yang lebih pandai membuka rahasia warisan….?
We can't solve problems by using the same kind of thinking we used when we created them. (Albert Einstein.)